Bencana banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya masih menyisakan kenangan pahit buat kita semua, Tanah air tercinta kembali menangis. Banjir yang sering terjadi di Jakarta dan sekitarnya seakan menjadi acara rutin setiap tahun dan banjir besar terjadi setiap lima tahun sekali, walau sebenarnya tidak ada siklus lima tahunan akan terjadi banjir besar di Jakarta dan sekitarnya.
Kenangan pahit juga tersisa untuk para praktisi tanaman hias di Jakarta, para petani tanaman hias yang selama ini terpusat di Jakarta juga menyisakan senyum pahit buat kita semua yang bekecimpung, senyum manis menjadi senyum getir, laba yang ada di depan mata seakan lenyap ditelan banjir, animo masyarakat terhadap tanaman hias untuk sementara anjlok ketingkat yang paling bawah, banjir….banjir Jakarta menyisakan senyum yang teramat pahit buat kita semua.
Itulah cobaan dari yang MAHA PERKASA untuk makhluk ciptaanNYA, dibalik ini semua sebenarnya ada peluang yang sangat besar untuk mereka-mereka yang jeli melihat peluang, tanaman hias yang hanyut ditelan banjir, harga yang anjlok, apresiasi yang mengalami degradasi dan lain sebagainya, adalah “pekerjaan rumah” untuk yang setia dengan dunia tanaman hias.
Ada banyak jenis tanaman hias yang ternyata bias dijadikan produk unggulan, tahan banting, harga stabil, peluang pasar yang besar, baik local maupun export, jenis tanaman Aglaonema, anthurium, philodenrom, codiaeum variegatum, alokasia, palm, adenium, euphorbia dll. Terbukti mash tetap bisa diandalkan untuk dipasarkan di pasar lokal maupun ekspor. Kuncinya yaitu : tawakal, sabar dan usaha yang berkesinambungan.
Jika pada saat ini para pemerhati tanaman yang berkantung tebal cenderung ber spekulasi dengan meng impor tanaman dari luar negri misalnya Thailand untuk kebutuhan di dalam negri yang jelas-jelas hanya untuk memakmurkan para petani Thailand dan spekulan tersebut, bahkan menurut sumber yang bisa dipercaya menyebutkan bahwa para petani Thailand menjadi makmur berkat kebiasaan orang Indonesia yang suka main borong dengan harga yang fantastis pula, sehingga berdampak dengan mahalnya tanaman hias yang terkadang diluar batas kewajaran. Yang menikmati hasilnya yaitu tadi….. para spekulan yang tidak pernah bangga menjadi orang Indonesia dan para petani Thailand sementara petani local kian tidak menentu nasibnya.
Saat yang sulit seperti sekarang ini marilah kita semua berkaca dan kembali belajar dari alam yang tidak pernah berhenti memberi kita pelajaran yang tidak ternilai harganya, musibah banjir yang melanda ibukota tercinta JAKARTA, gempa bumi, tanah longsor, luapan Lumpur panas, dll. Adalah isyarat untuk kita semua untuk segera benahi diri dan lingkungan agar terjadi keselarasan.
Masih banyak waktu untuk benahi diri dan membangun masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab, perbaiki ethos kerja kita, visi yang jauh menjangkau kedepan, tumbuhkan rasa kebersamaan yang menjadi kita lebih kuat dari sekarang ini, inovasi yang akan membuat kita beda dan tumbuhkan semangat yang tidak pernah mengenal lelah.
No comments:
Post a Comment